Rabu, 08 April 2015

penetapan kadar p205 dalam pupuk NPK


Laporan Lengkap
Nama                                     :          Al-alif
NIS                                         :           124770
Kelas                                      :           III –B
Kelompok                              :           B 1.1
Tanggal mulai                      :          26 maret 2015
Tanggal selesai                    :           26 maret 2015
Judul penetapan                 :           Penetapan Kadar p2o5  pada pupuk NPK
Tujuan penetapan                :           Untuk mengetahui Kadar p2o5  pada pupuk NPK

Dasar prinsip                          : Sampel diendapkan dengan NH4OH dengan penambahan NH4Cl, lalu dipijarkan

Reaksi                      :

Ca(H2PO4)2 + 2H2O  Ca(OH)2 + 2H3PO4


H3PO4 + MgCl + 3NH4OH  3NH4MgPO4 + 2NH4Cl + 3H2O

2NH4MgPO4  MgP2O7 + 2NH3 + H2O

Landasan Teori       :

"ORTOPHOSPAT"

           Dalam kimia, ortofosfat (bahasa Inggris: orthophosphate, inorganic phosphate, Pi) atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dama bentuk ionik, dia membawa sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.

          Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.

          Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.

          Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam .

          Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan.

          Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.

          Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total diketahui.

          Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk hidup. Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap di sedimen.

         Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air.

           Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya ( Alaerts, 1984). Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem perairan.

            Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. 2.6 Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran unsur fosfor dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Perputaran unsur fosfor adalah perputaran bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti halnya perputaran kalsium.

             Dalam lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat. Batu karang fosfat dalam tanah terkikis karena pengaruh iklim menjadi senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah dan dapat digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya /pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati serta detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau.


Alat                    :

Gelas Piala 100
300 ml
Gelas Ukur 10 ml
Neraca Digital
Kaki Tiga
Corong
Pengaduk
Cawan Porselin
Tanur
Eksikator
Kertas Saring

Bahan             :

Pupuk NPK
Aquadest
NH4Cl 2M
Campuran Magnesia
HCl 1:1
Indikator PP
NH4OH (1:10) & (1:20)

Cara Kerja       :


Ditimbang pupuk TSP + 5g
Dilarutkan dengan aquadest kedalam gelas piala kemudian dipanaskan.
DiSaring dengan kertas saring berlipat.
Endapan dicuci dengan 3×10 ml aquadest panas
Filtrat ditampung lalu, ditambahkan NH4Cl 2M + 10 mL. Ditambahkan campuran Magnesia 10 mL, jika keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut
Dibubuhi indikator PP kemudian endapkan dengan NH4OH 1:10 berlebih, hingga larutan berwarna merah muda seulas.
Didinginkan dalam es
Lalu, disaring dan dicuci hingga bebas Cl- dengan NH4OH 1:20
Endapan dikeringkan dalam oven (T=1050C)
Endapan diperarang, dipijarkan, didinginkan, dan timbang hingga bobot tetap.
Dihitung kadar P2O5 dalam air                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            Pengamatan     :
    Bobot cawan kosong   =21,4735  g
    Bobot cawan + abu     = 21,6626  g  
    Bobot Abu                   =  0,1891    g  
    Bobot sampel              =  5,0042    g                                                                                                                                                    Perhitungan      :
 
   kadar P2O5   = P2O5/ Mg2P2O7  × Bobot abu ×100%          

                                 Bobot  Contoh

                            = 142/222 × 0,1891 ×100%

                                       5,0042

                            = 0,6396 × 0,1891×100%

                                     5,0042

                            = 0,0913 × 100%

                                 5,0042

                            = 7,58%


         Kesimpulan      : Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kadar P2O5 dalam sampel pupuk NPK adalah sebesar 7,58%.




        Daftar Pustaka :

                     http://fazri52-smakbo.blogspot.com/2009/04/penetapan-kadar-p2o5-pada-pupuk-tsp.html



Penentuan Kadar Asam Bebas pada pupuk ZA



Laporan Lengkap
Nama                                     :           Al-Alif
NIS                                         :           124770
Kelas                                      :           III – b
Kelompok                              :           B1. 1
Tanggal mulai                      :           26 maret 2015
Tanggal selesai                    :           26 maret 2015
Judul penetapan                 :           Penentuan Kadar Asam Bebas pada pupuk ZA
Tujuan penetapan                :           Untuk mengetahui kadar asam bebas pada sampel ZA
Dasar prinsip                          :           Kadar asam bebas pada pupuk ZA ditetapkan secara alkalimetri. Pupuk ZA dilarutkan dalam pH 5,4 kemudian dititar dengan NaOH hingga didapatkan titik akhir hijau dari indikator MM:BM.
Reaksi                                    : 


Landasan teori                     :
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen bagi tanaman. Pupuk ZA mudah menyerap air, karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Pupuk ZA mengandung belerang 24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21% (dalam bentuk amonium).
Pupuk ZA memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan pakan ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen. Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama, penyakit, kekeringan) Kandungan nitrogennya hanya separuhnya dari pupuk urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini, maka Pupuk ZAmerupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara Belerang.
a. Dampak kekurangan unsur hara Belerang pada tanaman :
  1. Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif.
  2. Terjadi penimbunana amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman, terjadi kerusakan aktifitas fisiologis dan mudah terserang hama danpenyakit.
  3. Produksi butir hijau daun menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis / kekuningan, dan hasil panen rendah.
  4. Tanaman tumbuh kerdil, kurus dan panjang, juga pertumbuhan dan kematangan terlambat, terutama pada tanaman biji-bijian.
  5. Buah-buahan tidak matang sempurna dan warnanya menjadi hijau terang.
  6. Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif.
  7. Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman.
  8. Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama penyakit.
  9. Produksi butir daun hijau menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis/kekuningan dan hasil panen rendah.
b. Keunggulan Pupuk ZA :
  1. Mudah penangannya dan ekonomis.
  2. Tidak menyerap banyak air.
  3. Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan.
  4. Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama.
  5. Dapat dicampur dengan pupuk lain, serta aman digunakan untuk semua jenis tanaman.
c. PUPUK ZA (SNI 02-1760-2005) :
  1. Nitrogen minimal 20,8%
  2. belerang minimal 23,8%
  3. Kadar air maksimal 1%
  4. Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%
  5. Bentuk kristal
  6. Warna putih
  7. Warna orange untuk ZA bersubsidi
  8. Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
d. Sifat dan keunggulan pupuk ZA :
  1. Tidak higroskopis
  2. Mudah larut dalam air
  3. Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
  4. Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
  5. Dapat dicampur dengan pupuk lain
  6. Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
  7. Meningkatkan produksi dan kualitas panen
  8. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
  9. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
Pupuk urea dan za sekilas memang sama akan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang sangat jelas. Berikut tabel perbedaan antara pupuk urea dan pupuk ZA :
PUPUK UREA
PUPUK ZA
A. Spesifikasi
1. Kadar air maksimal 0,50%
2. Kadar Biuret maksimal 1%
3. Kadar Nitrogen minimal 46%
4. Bentuk butiran tidak berdebu
5. Warna putih
6. Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
A. Spesifikasi
1. Nitrogen minimal 20,8%
2. belerang minimal 23,8%
3. Kadar air maksimal 1%
4. kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%
5. Bentuk Kristal
6. Warna putih
7. Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
B. Sifat Pupuk Urea
1. Higroskopis
2. Mudah larut dalam air
3. Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea
4. Membuat bagian tanaman lebih hijau dan segar
5. Mempercepat pertumbuhan
6. Menambah kandungan protein hasil panen
B. Sifat dan keunggulan pupuk ZA
1. Tidak higroskopis
2. Mudah larut dalam air
3. Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
4. Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
5. Dapat dicampur dengan pupuk lain
6. Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
7. Meningkatkan produksi dan kualitas panen
8. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
9. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
C. Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen pada tanaman
1. Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan
2. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
3. Daun tua berwarna kekuningan. Pada tanaman padi dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
4. Pertumbuhan buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya
5. Jika dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman.
C. Gejala kekurangan unsur hara Belerang pada tanaman
1. Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif
2. Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman
3. Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama penyakit
4. Produksi butir daun hijau menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis/kekuningan dan hasil panen rendah
Alat & Bahan                                    :
  Alat                 :ð      
o   Erlenmeyer
o   Buret
o   Pipet tetes
o   Neraca digital
o   Gelas ukur
o   Pengaduk
o   Gelas piala
o   pH universal
  Bahan            :ð    
o   Pupuk ZA
o   H2O pH 5,4
o   Indicator SM
o   NaOH 0,1 N
Cara kerja                              : 
      1.    Ditimbang + 5 g contoh pupuk ZA.
      2.    Dilarutkan 25 mL H2O pH 5,4 di dalam Erlenmeyer, dihomogenkan.
      3.    Ditambahkan indikator MM:BM.
      4.    Dititar dengan NaOH sampai titik akhir hijau.
Pengamatan                         :
1.    Bobot contoh                                                                :           5,0110 gram
2.    Volume larutan penitar                                                 :           0,10 mL
3.    Konsentrasi NaOH                                                       :           0,0960
4.    Warna larutan sebelum penambahan ind. MM:BM      :           tidak berwarna
5.    Warna larutan setelah penambahan ind. MM:BM        :           biru
6.    Warna larutan pada saat titik akhir                               :           hijau
Perhitungan                         :
% Asam bebas         =          V NaOH x M NaOH x Mr H2SO4 x 100 %
mg contoh 
                                    =          0,1 mL x 0,0960 mmol/mL x 96 mg/meq x 100 %
                                                                                    5011,0 mg
                                    =          0,65 %
Kesimpulan                          :
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar asam bebas dalam sampel ZA adalah 065 %.

                                                                                          
Daftar pustaka                      :